Wacana Pengembalian Ujian Nasional di Tengah Dinamika Pendidikan Global
Headnews.id – Wacana untuk mengembalikan Ujian Nasional (UN) kembali mencuat di tengah perubahan signifikan dalam sistem pendidikan global. Sejak dihapus pada 2021, UN digantikan oleh Asesmen Nasional (AN) yang menekankan pada literasi, numerasi, dan survei karakter. Namun, beberapa pihak kini mempertimbangkan untuk menghidupkan kembali UN sebagai alat evaluasi standar pendidikan nasional.
Dr. Ahmad Fauzi, pakar pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia, menyatakan bahwa UN memiliki peran penting dalam mengukur capaian belajar siswa secara nasional. “UN memberikan gambaran komprehensif tentang kualitas pendidikan di berbagai daerah, sehingga pemerintah dapat merumuskan kebijakan yang tepat,” ujarnya. Namun, ia juga mengingatkan bahwa UN seringkali menimbulkan tekanan berlebih pada siswa dan guru, yang dapat mengganggu proses pembelajaran.
Di sisi lain, Asesmen Nasional dirancang untuk memberikan umpan balik yang lebih konstruktif bagi sekolah dan siswa. AN fokus pada kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, sesuai dengan tuntutan pendidikan abad ke-21.
“AN mendorong pembelajaran yang lebih bermakna dan relevan dengan kebutuhan zaman,” kata Dr. Siti Nurhayati, peneliti pendidikan dari Lembaga Penelitian Pendidikan Nasional.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, menegaskan bahwa reformasi pendidikan harus sejalan dengan perkembangan global. “Kita harus memastikan bahwa sistem evaluasi kita tidak hanya mengukur hafalan, tetapi juga kemampuan berpikir kritis dan adaptasi terhadap perubahan,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa keputusan mengenai wacana pengembalian ujian nasional harus didasarkan pada kajian mendalam dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.