Kemendikbudristek Galakkan Gerakan Sekolah Sehat
Headnews.id – Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memperkuat kolaborasi terkait implementasi program Gerakan Sekolah Sehat (GGS).
Gerakan ini dalam menumbuhkan kesadaran agar anak-anak memiliki kebiasaan hidup sehat sejak dini.
Kolaborasi terkait implementasi program Gerakan Sekolah Sehat ini dilakukan Wahana Visi Indonesia (WVI) dengan dukungan Sun Life Indonesia berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Melalui BOKS (Build Our Kids Success/Membangun Kesuksesan Anak Indonesia) di wilayah DKI Jakarta dan Provinsi NTT, kebiasaan ini menjadi komitmen jangka panjang peserta didik untuk hidup sehat, aman, bugar, serta berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
Sebanyak 144 sekolah dasar, 85 komunitas luar sekolah, dan lebih dari 40.940 peserta didik, termasuk di antaranya 380 siswa difabel, merasakan manfaat dari program BOKS.
Program ini komprehensif karena melibatkan seluruh pihak di sekolah, bukan hanya peserta didik.
Tujuannya adalah membangun kebiasaan siswa SD berkegiatan fisik melalui lingkungan belajar dan bermain yang aman dan suportif. Program BOKS telah dijalankan sejak tahun 2022.
WVI adalah salah satu mitra yang menandatangani perjanjian kerjasama dengan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (PDM) 11 Gerakan Sekolah Sehat Kemendikbudristek pada November 2023 untuk mendukung peningkatan gizi anak usia sekolah.
“Program BOKS merupakan praktik baik yang dapat menjadi referensi bagi satuan pendidikan lainnya di Indonesia. Program ini relevan dengan kegiatan sehat fisik dan sehat gizi. tidak hanya insidental tapi membangun pembiasaan-pembiasaan baik dan pendampingan meningkatkan kapasitas sekolah dalam mengimplementasi Gerakan Sekolah Sehat di mana ekosistem dan sumber daya di sekolah dioptimalkan,” ujar Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek Iwan Syahril dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (15/8/2024).
Misalnya, menurut Iwan, program BOKS mendorong adanya kebun gizi yang hasilnya digunakan sebagai sumber asupan makanan tambahan yang bergizi bagi murid.
“Orangtua dan komunitas sekitar sekolah juga dilibatkan untuk memberikan makanan tambahan dengan memanfaatkan bahan pangan lokal,” katanya.