December 14, 2024
Sri Mulyani: Mengapa Ekonomi AS Stabil Meski Banyak Mencetak Dolar?
Economy

Sri Mulyani: Mengapa Ekonomi AS Stabil Meski Banyak Mencetak Dolar?

Aug 28, 2024

Jakarta, Headnews.id — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan mengapa ekonomi Amerika Serikat (AS) tetap stabil meskipun negara tersebut mencetak banyak dolar. Dalam sesi Kuliah Perdana di Universitas Indonesia yang disiarkan secara daring, Sri Mulyani membahas fenomena ini yang sering menimbulkan pertanyaan.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa meskipun AS pernah mengalami inflasi tinggi pada tahun 2022-2023, kondisi ekonomi AS saat ini tetap relatif stabil. “AS memang pernah mencetak uang dalam jumlah besar sebagai langkah countercyclical untuk menstabilkan ekonomi, seperti yang terjadi saat krisis 2008-2009,” ujar Sri Mulyani. Langkah ini diambil untuk mendongkrak ekonomi yang melemah melalui penurunan suku bunga dan peningkatan jumlah uang beredar.

Meskipun ada risiko inflasi dan penurunan nilai mata uang yang biasanya menyertai pencetakan uang yang besar, AS memiliki keuntungan khusus yang membantu menstabilkan ekonominya. Sri Mulyani menjelaskan bahwa AS adalah ekonomi terbesar di dunia dan memiliki kekuatan dominan dalam berbagai sektor teknologi, serta memanfaatkan dolar sebagai alat geopolitik.

“AS memiliki privilege yang tidak dimiliki negara lain, termasuk hak istimewa sebagai ekonomi terbesar dan penguasaan dalam banyak sektor teknologi. Ini memungkinkan AS menggunakan dolar sebagai salah satu alat kekuatan dalam geopolitik,” ungkap Sri Mulyani.

Namun, Sri Mulyani juga mencatat adanya penurunan penggunaan dolar dalam transaksi global, dari 60% menjadi sekitar 50% saat ini, karena munculnya pesaing seperti China yang membeli banyak surat utang AS. Akibatnya, banyak negara, termasuk Indonesia, mencari alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada dolar.

Sebagai langkah alternatif, Bank Indonesia kini menggunakan sistem Local Currency Settlement (LCS) untuk penyelesaian transaksi bilateral dalam mata uang masing-masing negara. Langkah ini diharapkan dapat membantu mengurangi ketergantungan pada dolar dan mempromosikan stabilitas ekonomi global.

Leave a Reply