AI Generatif Dorong Keuntungan Bisnis
Jakarta,Headnews.id-Teknologi kecerdasan buatan (AI) generatif tengah menjadi primadona di dunia bisnis, dengan banyak perusahaan berlomba mengadopsinya untuk berbagai keperluan, mulai dari pembuatan konten otomatis hingga data sintetis. Hasilnya, adopsi AI generatif telah terbukti membawa keuntungan signifikan bagi perusahaan.
Menurut survei terbaru dari Google Cloud dan National Research Group, sebagian besar perusahaan yang menggunakan AI generatif mengalami peningkatan pendapatan hingga 6 persen atau lebih. Survei ini melibatkan 2.508 pemimpin senior perusahaan global yang memiliki pendapatan di atas 10 juta dolar AS (sekitar Rp 159,2 miliar), dan dilakukan antara 23 Februari hingga 5 April 2024.
Sebanyak 61 persen responden, atau sekitar 1.529 perusahaan, mengaku telah mengintegrasikan AI generatif setidaknya dalam satu aplikasi di perusahaan mereka. Dari jumlah tersebut, 74 persen perusahaan melaporkan adanya keuntungan yang signifikan dalam penggunaan teknologi ini selama setahun terakhir, dengan 86 persen di antaranya mengalami kenaikan pendapatan sebesar 6 persen atau lebih.
Selain itu, AI generatif juga diklaim mampu meningkatkan produktivitas perusahaan hingga 45 persen, terutama dalam proses IT dan efisiensi staf. Lebih dari setengah responden menyatakan bahwa AI merupakan pendorong utama pertumbuhan bisnis mereka. Dalam sektor ritel dan manufaktur, AI bahkan disebut sebagai alat yang sangat efektif dalam meningkatkan prospek dan akuisisi pelanggan.
Oliver Park, Wakil Presiden Google Cloud, menegaskan bahwa AI generatif bukan hanya sekadar inovasi teknologi, tetapi juga pembeda strategis yang dapat menentukan kesuksesan perusahaan di masa depan. “Organisasi yang berinvestasi dalam AI generatif saat ini adalah yang akan berada pada posisi terbaik untuk berhasil dalam dekade mendatang,” kata Park
Namun, adopsi AI di perusahaan tidak tanpa tantangan. Survei dari platform freelancing Upwork menemukan bahwa AI justru menambah tekanan pada pekerja untuk menjadi lebih produktif, dengan banyak atasan yang mengharapkan hasil kerja yang lebih tinggi. Kesenjangan antara harapan eksekutif dan realitas pekerja menciptakan hambatan, terutama karena sebagian besar pekerja belum menerima pelatihan yang memadai dalam menggunakan teknologi ini.
Sekitar 47 persen responden dalam survei Upwork mengatakan bahwa mereka belum tahu cara menggunakan AI secara efektif dalam pekerjaan mereka, meskipun mereka menyadari potensi AI dalam meningkatkan produktivitas. Tantangan ini menunjukkan bahwa meskipun AI generatif membawa banyak manfaat, keberhasilan adopsinya tetap bergantung pada kemampuan perusahaan dalam memberikan pelatihan yang tepat bagi karyawannya.