
Sensasi Trump, Tarif Impor China Melonjak Jadi 125 Persen, Dunia Dagang Bergejolak
Headnews.id – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengguncang dunia perdagangan global. Dalam langkah yang penuh kemarahan dan kontroversi, Trump menaikkan tarif impor untuk produk-produk asal China hingga total 125 persen, menandai babak baru dalam perang dagang yang semakin memanas.
Langkah agresif ini diambil sebagai respons atas aksi balasan dari pemerintah China yang sebelumnya menaikkan tarif terhadap barang-barang asal AS. Padahal pekan lalu, Trump baru saja memberlakukan tarif sebesar 34 persen. Kini, dengan tambahan 50 persen lagi, serta akumulasi tarif era Biden dan kebijakan Maret lalu, ekspor China ke AS menghadapi hambatan tarif raksasa.
“China Salah Perhitungan”
Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyampaikan dengan lantang bahwa Trump tidak akan mundur.
“Negara-negara seperti China yang mencoba menggandakan perlakuan buruk terhadap pekerja Amerika telah melakukan kesalahan besar,” ujarnya tegas, Selasa (9/4).
Leavitt menegaskan, Trump memiliki “tulang punggung baja” dan tidak akan goyah dalam mempertahankan kepentingan ekonomi domestik.
Efek Guncangan Langsung Terasa di Bursa Global
Sikap keras Trump ini langsung menghantam pasar. Indeks Dow Jones turun 320 poin (0,84%), S&P 500 jatuh 1,57%, dan Nasdaq anjlok 2,15%. Tak hanya AS, bursa Asia juga terguncang. Nikkei 225 Jepang turun 3% saat pembukaan Rabu (9/4), sementara ASX 200 Australia melemah 1%.
China, Sumber Impor Raksasa
Tahun lalu, China menjadi pemasok terbesar kedua bagi AS, dengan nilai ekspor ke Negeri Paman Sam mencapai US$439 miliar atau sekitar Rp7.440 triliun. Sebaliknya, AS hanya mengekspor sekitar US$144 miliar ke China. Perang tarif ini dikhawatirkan bisa melukai rantai pasok global, memukul industri dalam negeri, bahkan memicu gelombang PHK massal.
Negosiasi? Masih Tanda Tanya
Meski sejumlah pemimpin dunia dilaporkan menghubungi Trump untuk menahan kebijakan tarif ekstrem ini, Leavitt menegaskan bahwa tidak ada rencana untuk menunda. Namun, Trump disebut telah memerintahkan tim perdagangannya untuk membuka pintu negosiasi khusus, jika ada negara yang ingin mencari jalan damai.
Perang dagang AS-China tampaknya akan terus bergulir panas. Pertanyaannya kini: siapa yang akan mundur lebih dulu?