Hutan Bakau dan Peran Kritis Perempuan Nelayan di Mentawai
Menatawai,Headnews.id-Di Kepulauan Mentawai, hutan bakau lebih dari sekadar bagian penting dari ekosistem pesisir; mereka adalah fondasi bagi kehidupan komunitas lokal, terutama bagi perempuan. Hutan bakau tidak hanya menyediakan bahan pangan seperti kerang dan kepiting tetapi juga menjadi pusat aktivitas sosial dan dukungan komunitas.
Secara global, kontribusi perempuan nelayan dalam perikanan skala kecil semakin mendapat perhatian, meski sering kali tidak mendapatkan apresiasi yang memadai. Penelitian menunjukkan perempuan berkontribusi sekitar 2,9 juta metrik ton ikan setiap tahun secara global, dengan nilai hampir USD 5,6 miliar. Di Indonesia, kontribusi perempuan mencapai 169.000 metrik ton ikan per tahun, bernilai USD 253 juta. Meskipun signifikan, banyak pekerjaan perempuan dalam perikanan sering dianggap sebagai tugas domestik yang tidak dibayar.
Di Mentawai, perempuan tradisional terlibat dalam perikanan subsisten dengan menggunakan alat dan teknik sederhana yang diwariskan turun-temurun. Mereka menggunakan parang dan perangkap untuk memanen kerang dan kepiting dari bakau, yang mendukung ketahanan pangan dan pendapatan. Namun, pergeseran menuju praktik komersial dengan alat-alat modern membawa tantangan baru, seperti penangkapan ikan berlebihan yang mengancam keberlanjutan sumber daya laut.
Perempuan Mentawai menghadapi berbagai tantangan, termasuk perubahan iklim yang mempengaruhi hasil tangkapan, penangkapan berlebihan akibat alat modern, ketergantungan pada teknologi, dan kurangnya dukungan serta pengakuan. Ketidakstabilan akibat kerusakan alat dan kurangnya pengakuan resmi terhadap peran mereka memperburuk kondisi.
Pendekatan holistik yang mencakup pengakuan, dukungan, dan praktik berkelanjutan diperlukan. Dukungan berupa akses ke sumber daya, pelatihan, dan advokasi kebijakan penting untuk memberdayakan perempuan-perempuan ini dan mengintegrasikan peran mereka dalam strategi konservasi.
Perjalanan perempuan nelayan Mentawai dari praktik tradisional ke adaptasi modern menunjukkan ketahanan mereka dalam menghadapi perubahan sosial-ekonomi dan lingkungan. Dengan memastikan dukungan dan pengakuan yang memadai, kita dapat melestarikan cara hidup mereka dan berkontribusi pada pemahaman global mengenai peran vital perempuan dalam perikanan.