May 13, 2025
Drama Tiga Kata di Panggung Dunia: “Free Aceh, Free Maluku, Free Papua” Menggema di Sidang PBB
Internasional

Drama Tiga Kata di Panggung Dunia: “Free Aceh, Free Maluku, Free Papua” Menggema di Sidang PBB

Apr 26, 2025

Headnews.id – Panggung megah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York tiba-tiba jadi lebih “berwarna”, bukan hanya karena keragaman etnis dunia, tapi juga karena tiga kata penuh muatan politik: Free Aceh, Free Maluku, Free Papua. Ya, slogan legendaris itu kembali mencuat—kali ini bukan di jalanan atau forum daring, melainkan langsung di dalam sidang resmi PBB.

Sekelompok orang—yang tampaknya bukan tamu undangan biasa—hadir lengkap dengan pakaian adat dan semangat nasionalisme-versi-mereka, mengangkat spanduk di ruang sidang Majelis Umum. Lokasinya pun bukan sembarangan: pembukaan sidang ke-24 United Nations Permanent Forum on Indigenous Issues (UNPFII), ajang bergengsi yang membicarakan hak-hak masyarakat adat. Tentu, ini momen yang “tepat” jika ingin menyampaikan pesan tentang ketidakpuasan terhadap rumah sendiri.

Sayangnya, aksi teatrikal ini tak bertahan lama. Petugas keamanan UNDSS datang menyita atribut mereka—entah karena dianggap mengganggu protokol, atau mungkin terlalu “berani” untuk konsumsi global. Salah satu aktor—eh, delegasi—bahkan sempat melontarkan kalimat yang dramatis, “Ini kan forum PBB, suka-suka kita. Bukan DPR Indonesia. Kau melarang-larang kita!”

Ah, kebebasan berekspresi memang punya panggungnya sendiri. Dan tampaknya, PBB lebih terbuka dibanding ruang rapat di Senayan.

Indonesia sendiri belum memberikan tanggapan resmi soal adegan kecil namun viral ini. Mungkin masih sibuk memilah apakah ini bagian dari hak demokrasi, aksi protes biasa, atau “pengkhianatan” berselubung adat.

Sementara itu, UNPFII tetap berjalan seperti biasa, dengan ratusan delegasi dari seluruh dunia membahas isu-isu serius. Tapi tentu saja, sebagian orang justru lebih tertarik pada tiga kata yang tiba-tiba jadi trending topic: “Free Aceh. Free Maluku. Free Papua.” Tiga kata, satu pesan, dan panggung yang tak pernah sepi dari kontroversi.