February 17, 2025
Intelijen Israel: Kunci Sukses Operasi Pembunuhan Pemimpin Hizbullah
International

Intelijen Israel: Kunci Sukses Operasi Pembunuhan Pemimpin Hizbullah

Oct 2, 2024

Headnew.id-Israel baru-baru ini berhasil membunuh Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah, dalam sebuah serangan yang diakui sebagai hasil dari operasi intelijen yang intensif. Menurut laporan, Unit 8200 Israel memainkan peran kunci dalam mengumpulkan informasi yang mengarah pada penargetan Nasrallah, terutama setelah serangkaian ledakan pager di Lebanon yang diduga terkait dengan Hizbullah.

Tantangan dalam Pengintaian

Salah satu tantangan terbesar bagi intelijen Israel adalah metode komunikasi tradisional yang digunakan Hizbullah. Nasrallah dikenal tidak menggunakan telepon pintar atau teknologi komunikasi modern, memilih untuk menggunakan sistem yang lebih aman seperti telepon lapangan yang terhubung dalam jaringan privat. Keputusan ini menjadikan pemantauan komunikasi Hizbullah menjadi sulit.

Brigadir Jenderal Munir Shehadeh mengungkapkan bahwa meskipun Israel memiliki kemampuan spionase yang kuat, mereka juga mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi lokasi tawanan Hamas selama konflik yang berkepanjangan. Sementara itu, pemimpin Hamas menggunakan komunikasi “kuno” yang memperlambat aliran informasi, membuat pengintaian menjadi semakin menantang.

Perang Suriah dan Pembukaan Informasi

Perubahan signifikan terjadi setelah perang sipil di Suriah, di mana Hizbullah mengerahkan pasukan untuk membantu pemerintah Suriah. Dalam proses ini, anggota Hizbullah mulai menggunakan perangkat komunikasi yang lebih modern dan membuka diri tentang informasi yang sebelumnya dirahasiakan. Ini memungkinkan Israel untuk mengumpulkan informasi yang lebih banyak tentang anggota Hizbullah dan meretas komunikasi mereka, termasuk perangkat milik keluarga anggota Hizbullah.

Teknologi Canggih Israel

Israel memanfaatkan teknologi canggih dalam pengintaian, termasuk satelit mata-mata, pesawat nirawak, dan peretasan siber. Dengan kemampuan ini, intelijen Israel mampu melacak pola pergerakan anggota Hizbullah dan akhirnya menyusun profil Nasrallah.

Proses ini memakan waktu bertahun-tahun, tetapi intelijen Israel berhasil mengidentifikasi lokasi markas Hizbullah di Dahieh, Beirut selatan, tempat Nasrallah dan pemimpin lainnya sering berkumpul. Pada malam 27 September 2024, pesawat Israel melancarkan serangan udara yang berhasil menargetkan ruang bawah tanah tersebut, mengakibatkan tewasnya Nasrallah dan para pemimpin Hizbullah.

Dukungan dari Pihak Lain

Meskipun operasi tersebut berhasil, ada indikasi bahwa keberhasilan Israel tidak terlepas dari dukungan intelijen dari negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Meskipun Amerika Serikat membantah mengetahui atau terlibat dalam pembunuhan tersebut, laporan dari Le Parisien menyebutkan bahwa Israel mendapatkan informasi mengenai kehadiran Nasrallah di markas tersebut dari seorang mata-mata Iran beberapa jam sebelum serangan dilakukan.

Kesuksesan operasi ini menyoroti kompleksitas dan tantangan yang dihadapi intelijen di kawasan yang penuh ketegangan seperti Lebanon dan memberikan gambaran tentang bagaimana strategi dan teknologi terus berkembang dalam konteks konflik modern.