Gunung Loli dan Mata Air Uwentumbu: Antara Tambang dan Kehidupan Warga
Headnews.id-Gunung Loli, yang membentang di wilayah Kota Palu dan Donggala, menjadi sasaran eksploitasi oleh perusahaan tambang galian C. Sejak lama, perusahaan-perusahaan tambang di kawasan ini mengekstraksi pasir dan batu (Sirtu) dari kaki hingga punggung gunung. Sirtu dari Palu-Donggala bahkan diakui berkualitas tinggi, terbukti dengan keberhasilannya menjadi bahan bangunan proyek Sirkuit Internasional Mandalika di Nusa Tenggara Barat, hingga diduga digunakan untuk reklamasi di Singapura.
Proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) juga ikut membawa dampak ke wilayah ini, di mana Sulawesi Tengah diberi tanggung jawab untuk menyuplai 30 juta ton Sirtu. Akibatnya, produksi tambang dipercepat untuk memenuhi permintaan tersebut, yang menyebabkan dampak lingkungan parah, khususnya bagi warga yang tinggal di sekitar tambang, seperti di Kelurahan Buluri.
Arman, Koordinator Koalisi Petisi Palu-Donggala dan warga lokal, mengungkapkan bahwa aktivitas tambang menyebabkan udara tercemar debu halus, mengakibatkan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), serta debu yang menutupi tanaman dan pepohonan. Selain itu, ancaman banjir, longsor, dan hilangnya sumber air juga menghantui warga. Beberapa mata air yang dulunya dapat diakses oleh warga kini telah berpindah tangan menjadi milik perusahaan.
Salah satu kawasan yang masih terjaga adalah hutan Uwentumbu, tempat di mana terdapat lima mata air yang vital bagi sekitar 1.000 jiwa warga Buluri. Namun, Uwentumbu berada dalam jarak yang sangat dekat dengan lokasi tambang PT Anugerah Palu Mining (APM), dan debu dari aktivitas tambang mulai mencemari kawasan ini. Kekhawatiran muncul karena Uwentumbu telah masuk dalam konsesi PT APM, dan jika status konsesi meningkat, kawasan tersebut bisa terancam hilang.
Koalisi Petisi Palu-Donggala pun melakukan berbagai upaya penyelamatan, seperti kampanye kreatif dengan menanam pohon dan menggelar upacara bendera 17 Agustus 2024 di kawasan Uwentumbu. Melalui aksi ini, mereka menyerukan pentingnya melindungi sumber daya alam yang tersisa dari ancaman tambang, demi keberlangsungan hidup warga dan lingkungan sekitar.
Pesan yang jelas dari warga Buluri dan Koalisi Petisi Palu-Donggala: “Kawasan Hutan dan Sumber Air Uwentumbu Harus Merdeka dari Tambang.”