
Green Press Indonesia Bongkar Disinformasi Iklim di Afrika: “Masalah Global, Ancaman Nyata”
Headnews.id – 7 Mei 2025, Isu disinformasi iklim tak lagi jadi persoalan lokal. Green Press Indonesia menegaskan bahwa ini adalah ancaman global yang terstruktur dan sistemik—bahkan dilakukan oleh negara. Hal ini terungkap dalam kunjungan intensif Direktur Eksekutif Green Press Indonesia, IGG Maha Adi, ke Ethiopia dan Kenya awal Mei lalu dalam rangkaian program Bertha Challenge Fellowship dan Connect Fund.
Di jantung Nairobi, Kenya, Maha Adi berdiskusi langsung dengan 12 jurnalis dan aktivis dari Social Justice Center. Hasilnya mengejutkan: narasi resmi pemerintah setempat kerap justru menutupi fakta, melemahkan perlindungan warga, dan memperburuk dampak krisis iklim.
Korogocho dan Mathare: Wajah Nyata Krisis
Di dua kawasan miskin—Korogocho dan Mathare—Green Press menyaksikan langsung dampak brutal perubahan iklim. Banjir bandang tahun lalu menewaskan puluhan orang di bantaran sungai. Saat kemarau, air bersih jadi barang langka.
“Pemerintah terus mengumbar janji, tapi tak pernah hadir saat bencana datang,” ujar aktivis muda Tiffani Mbuga. Dennis Orengo menambahkan, “Tak ada transparansi, tak ada mitigasi. Kami dibiarkan bertahan sendiri.”
Indonesia Tak Luput: Batu Bara, PLTU, dan Disinformasi Resmi
Maha Adi menegaskan bahwa Indonesia menghadapi persoalan serupa, meski dalam bentuk berbeda. Ia menyinggung Perpres 112/2022 tentang pensiun dini PLTU yang belum dijalankan secara nyata.
“Empat Dirut PLN masuk penjara karena korupsi batu bara, tapi publik masih dicekoki narasi palsu soal transisi energi,” ungkapnya. Ia juga membeberkan bagaimana polusi ekstrem Jakarta 2023 sempat ditutup-tutupi.
“Seorang Dirjen menyatakan PLTU bukan penyebab utama polusi Jakarta. Tapi hanya 15 hari kemudian, Menteri LHK mengklarifikasi secara resmi di Istana: PLTU penyumbang polusi terbesar kedua,” katanya. “Inilah contoh nyata disinformasi iklim: berbahaya, sistemik, dan sering kali tak dihukum.”
Bergerak ke Depan: Mongolia dan Indonesia Jadi Fokus Selanjutnya
Setelah Afrika, Green Press Indonesia akan melanjutkan misinya membongkar disinformasi iklim ke Mongolia, atau menerima kunjungan jurnalis investigasi dari Eropa yang akan menelusuri isu lingkungan di Indonesia.
Di tengah darurat iklim global, kolaborasi internasional antarjurnalis dan aktivis jadi senjata penting untuk melawan informasi palsu yang membungkam fakta dan merugikan rakyat.