
Hamas Tolak Rencana Trump Kuasai Gaza dan Usir Warganya
Headnews.id – Hamas dengan tegas menolak rencana kontroversial Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin mengambil alih Jalur Gaza dan merelokasi warganya ke negara lain. Hamas menilai gagasan ini sebagai bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan dan upaya pembersihan etnis.
Anggota biro politik Hamas sekaligus mantan Menteri Kesehatan Gaza, Basem Naim, mengecam keras usulan tersebut dan menegaskan bahwa rakyat Palestina tidak akan meninggalkan tanah air mereka.
“Memaksa dua juta orang meninggalkan tanah air mereka dengan alasan apa pun adalah kejahatan kemanusiaan dan pembersihan etnis,” ujar Naim kepada AFP, Sabtu (8/2/2025).
Naim juga menekankan bahwa bukan hanya Palestina yang menolak ide ini, tetapi seluruh dunia, termasuk negara-negara Arab dan Islam, juga bersuara menentang rencana Trump.
“Semua negara Arab, negara-negara Islam, dan banyak negara lain dengan jelas menolak proposal ini… Karena rakyat Palestina tidak akan mau pergi. Tidak ada satu pun negara yang siap atau bersedia menerima mereka,” tegasnya.
Trump: AS Akan Ambil Alih Gaza
Dalam sebuah konferensi pers setelah bertemu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Selasa (4/2/2025), Trump mengungkapkan niat AS untuk mengambil alih Jalur Gaza.
“AS akan mengambil alih Jalur Gaza dan kami akan melakukan pekerjaan di sana,” kata Trump.
Trump juga mengatakan bahwa AS akan membongkar bom yang belum meledak, menghancurkan seluruh persenjataan di Gaza, serta meratakan bangunan yang telah hancur.
Selain itu, ia berjanji membangun kembali perekonomian Gaza dengan menciptakan lapangan kerja dan menyediakan perumahan dalam jumlah besar bagi penduduk setempat.
Namun, rencana ini langsung mendapat kecaman luas dan dipandang sebagai langkah yang berpotensi memperburuk konflik di Timur Tengah.