MGPA Menjawab Tuduhan Marc Marquez Terkait Penggunaan APAR di MotoGP Mandalika
Headnews.id-Marc Marquez, pebalap dari Tim Gresini, menyatakan kekecewaannya terhadap penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) oleh marshal saat memadamkan api di motornya selama MotoGP Mandalika, yang berlangsung pada Minggu (29/9). Menanggapi hal ini, Mandalika Grand Prix Association (MGPA) memberikan klarifikasi.
Priandhi Satria, Direktur Utama Pertamina Mandalika International Circuit, menegaskan bahwa penggunaan APAR telah sesuai dengan regulasi yang berlaku. “Pertamina Mandalika International Circuit telah memenuhi semua persyaratan FIM untuk menyelenggarakan balapan MotoGP dan telah mendapatkan homologasi Grade A pada 26 September 2024. Inspeksi trek dilakukan oleh pihak promotor (Dorna), Race Direction, dan FIM Safety Officer sebelum balapan,” ujar Priandhi.
Eddy Saputra, Deputi Olahraga Sepeda Motor Pengurus Pusat IMI, juga menjelaskan bahwa penggunaan APAR di sirkuit mengikuti standar FIM tahun 2024. “Dua unit APAR dengan tipe ABC Powder 6 kg harus tersedia di semua pos marshal, serta AFF foam di beberapa pos. APAR tipe CO2 hanya digunakan di area dalam ruangan,” jelas Eddy. Ia menekankan bahwa petugas marshal telah bertindak sesuai prosedur saat menangani kebakaran yang terjadi pada motor Marquez.
Insiden tersebut terjadi pada lap 12 saat motor Marquez mengeluarkan asap dan percikan api akibat overheat. Meski marshal berhasil memadamkan api, Marquez merasa tindakan tersebut tidak optimal. Ia menganggap bahwa penggunaan APAR oleh marshal tidak tepat, yang menyebabkan kerusakan parah pada motornya, termasuk bagian pengereman.
Marquez mengungkapkan kekecewaannya, menyebut tindakan marshal sebagai “memalukan” untuk standar MotoGP. “Ketika mesin mati dan saya melihat asap putih, saya menyadari bahwa alat pemadam kebakaran yang digunakan tidak tepat, sehingga motor mengalami kerusakan total,” ujarnya.
Eddy Saputra menambahkan bahwa tim Gresini seharusnya memahami prosedur yang berlaku, dan ia menghargai perhatian Marquez terhadap biaya perbaikan motor yang tinggi. “Musibah seperti ini tidak dapat dihindari, tetapi kami sudah menjalankan prosedur yang benar,” tutup Eddy.