Strategi Pertanian Terarah untuk Swasembada Pangan di Era Prabowo
Headnews.id – Pengamat dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, menekankan pentingnya pemerintahan mendatang untuk mengembangkan sektor pertanian yang lebih terarah guna mencapai swasembada pangan. Menurut Khudori, kondisi pertanian saat ini belum terkoordinasi dengan baik, di mana banyak petani masih mengikuti tren komoditas tanpa mempertimbangkan kebutuhan pasar, sehingga sering kali harga anjlok saat panen raya.
“Para petani sering kali bertindak sendiri-sendiri. Ketika mendengar satu komoditas tengah naik daun, mereka semua menanamnya. Akibatnya, ketika panen tiba secara bersamaan, harga komoditas tersebut jatuh,” ujar Khudori saat diwawancarai di Jakarta, Selasa (15/10).
Untuk mengatasi persoalan ini, Khudori menyarankan agar pemerintahan yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka perlu melakukan perencanaan yang lebih matang dalam pengelolaan sektor pertanian. Salah satu langkah yang diperlukan adalah kebijakan yang mengatur pola tanam dan menentukan komoditas yang perlu ditingkatkan produksinya sesuai dengan kebutuhan pasar.
Selain itu, petani juga perlu memiliki akses terhadap informasi pasar yang akurat agar mereka dapat menanam komoditas sesuai dengan permintaan. “Idealnya, pola tanam harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar, mulai dari permintaan harian, mingguan, hingga bulanan, agar dapat diterjemahkan ke tingkat lahan,” jelasnya.
Khudori juga menekankan pentingnya memperkuat kelembagaan petani di tingkat desa dengan meningkatkan jumlah dan kualitas penyuluhan pertanian. Penyuluh pertanian berperan sebagai pendamping yang dapat membantu petani dalam berbagai aspek, mulai dari pemilihan benih hingga pemasaran hasil panen.
“Penyuluh pertanian harus menjadi mitra petani, tempat mereka bertanya dan berdiskusi ketika menghadapi masalah, serta membantu mencari solusi,” tambah Khudori.
Swasembada pangan menjadi salah satu fokus dalam program Asta Cita yang diusung oleh Prabowo dan Gibran. Beberapa agenda yang direncanakan antara lain reformasi agraria untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan produktivitas sektor pertanian. Program lainnya mencakup revitalisasi hutan rusak untuk menjadi lahan produktif dan penerapan teknologi modern seperti digital farming serta mekanisasi pertanian guna meningkatkan hasil pertanian nasional.
Program-program ini diharapkan tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung kedaulatan energi nasional melalui pengelolaan sumber daya alam yang lebih efisien.