
Era Ketidakpastian Dimulai, IMF Turunkan Proyeksi Ekonomi Indonesia 2025
Headnews.id – Perekonomian Indonesia diprediksi bakal menghadapi tantangan lebih besar di tahun depan. Dalam laporan World Economic Outlook (WEO) edisi April 2025, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi hanya 4,7 persen—turun tajam dari estimasi sebelumnya yang masih optimistis di angka 5,1 persen. Lebih mengejutkan lagi, proyeksi ini stagnan hingga 2026.
Ini menandai kali pertama sejak pandemi COVID-19 Indonesia kembali diproyeksikan tumbuh di bawah ambang psikologis lima persen. Sebuah sinyal bahwa ekonomi nasional tak luput dari gejolak yang sedang mengguncang dunia.
“Dunia sedang memasuki babak baru. Sistem ekonomi global yang telah berjalan selama 80 tahun kini tengah mengalami reset besar-besaran,” ungkap Pierre-Olivier Gourinchas, Direktur Riset IMF, dalam konferensi pers peluncuran laporan, Rabu (23/4). Menurutnya, lonjakan tarif dan ketegangan perdagangan antarnegara menjadi faktor utama di balik penurunan proyeksi ini.
Gourinchas menyebut, kebijakan proteksionis yang diterapkan negara-negara besar telah memicu gelombang ketidakpastian yang berdampak langsung ke investasi dan konsumsi global, termasuk di negara berkembang seperti Indonesia. Dampaknya tidak hanya pada pertumbuhan, tetapi juga melemahkan inflasi dan memperbesar defisit transaksi berjalan.
IMF memperkirakan inflasi Indonesia akan turun dari 2,3 persen tahun ini menjadi 1,7 persen di 2025, sebelum kembali naik ke 2,5 persen di tahun berikutnya. Sementara itu, defisit transaksi berjalan diprediksi memburuk dari 0,6 persen pada 2024 menjadi 1,5 persen di 2025 dan 1,6 persen di 2026. Tingkat pengangguran nasional pun diramal naik secara perlahan, dari 4,9 persen menjadi 5,1 persen dalam dua tahun ke depan.
Indonesia memang bukan satu-satunya yang terdampak. Negara-negara tetangga pun ikut merasakan tekanan global. Filipina masih diproyeksi tumbuh lebih tinggi di 5,5 persen tahun depan, tapi Vietnam menghadapi tekanan tajam dengan proyeksi turun dari 5,2 persen di 2025 menjadi hanya 4 persen di 2026. Malaysia juga mengalami perlambatan dari 5,1 persen ke 3,8 persen dalam dua tahun mendatang.
Angka-angka ini menjadi peringatan keras bahwa tantangan ekonomi global bukan sekadar retorika. Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya harus bersiap menghadapi “era baru” yang ditandai dengan ketidakpastian tinggi dan pola perdagangan dunia yang berubah drastis.