Waspada Wabah Mpox: Bandara Changi Singapura Terapkan Langkah Pencegahan Ketat
Singapura,Headnews.id-Dalam upaya untuk mencegah masuknya kasus impor penyakit Mpox, Bandara Changi dan Seletar di Singapura mulai memberlakukan pemeriksaan suhu dan pengawasan visual terhadap para pelancong pada Jumat, 23 Agustus 2024. Langkah ini diumumkan oleh Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura bekerja sama dengan Kementerian Transportasi dan Imigrasi serta Otoritas Pos Pemeriksaan.
Dilaporkan oleh Strait Times pada Sabtu, 24 Agustus 2024, pemeriksaan serupa juga akan dilakukan di pelabuhan, khususnya bagi awak kapal dan penumpang yang tiba dari daerah-daerah terdampak wabah Mpox. Meskipun tidak ada penerbangan langsung dari negara-negara yang terkena wabah Mpox ke Singapura, tindakan pengawasan tetap diterapkan terhadap penumpang dan awak kabin yang berasal dari wilayah dengan risiko tinggi.
Untuk meningkatkan kewaspadaan, imbauan kesehatan juga telah dipasang di pos pemeriksaan udara, mendorong penumpang untuk mengambil langkah-langkah pencegahan pribadi guna menghindari infeksi. Penumpang yang menunjukkan gejala seperti demam, ruam, atau tanda-tanda lain dari Mpox akan segera dirujuk untuk pemeriksaan medis lebih lanjut.
MOH Singapura menegaskan bahwa mereka terus memantau perkembangan situasi global terkait wabah ini. Meskipun wabah Mpox umumnya masih terkonsentrasi di Afrika, dua kasus Mpox klade I yang lebih parah telah dilaporkan di Swedia dan Thailand, menunjukkan potensi penyebaran yang lebih luas.
Peringatan Perjalanan dan Respon Internasional
Seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan penyebaran Mpox, beberapa negara telah mengeluarkan peringatan perjalanan ke wilayah-wilayah yang terjangkit wabah. Otoritas kesehatan Eropa, melalui Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC), telah mengimbau negara-negara Uni Eropa (UE) untuk mengeluarkan peringatan perjalanan ke Afrika, khususnya ke negara-negara yang mengalami lonjakan kasus Mpox.
Menurut laporan dari North Africa Post pada Kamis, 22 Agustus 2024, ECDC juga merekomendasikan agar pelancong yang menuju wilayah tersebut divaksinasi untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Setelah ditemukannya varian Mpox baru di Swedia, yang merupakan kasus pertama dari strain ini di luar Afrika, ECDC memperkirakan bahwa Eropa kemungkinan akan melihat lebih banyak kasus impor.
Situasi di Afrika, khususnya di Republik Demokratik Kongo (DRC) dan negara-negara tetangganya, semakin memburuk dengan penularan dan tingkat kematian yang tinggi. ECDC telah meningkatkan penilaian risiko dari “rendah” menjadi “sedang”, meskipun risiko penularan di Eropa masih dianggap rendah, selama otoritas kesehatan setempat dapat dengan cepat mengidentifikasi dan mengendalikan kasus-kasus impor.
Di Taiwan, Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) telah meningkatkan peringatan perjalanan untuk DRC dan enam negara Afrika lainnya pada Kamis, 15 Agustus 2024. Langkah ini diambil setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah Mpox di Afrika sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC).
CDC Taiwan mendesak para pelancong untuk menghindari tempat-tempat berisiko tinggi, seperti fasilitas medis, dan memantau gejala setelah kembali dari wilayah yang terkena wabah. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga mengeluarkan imbauan agar masyarakat, terutama pelaku perjalanan, waspada dan menghindari bepergian ke negara-negara dengan kasus Mpox yang tinggi.
Meski belum ada kebijakan pembatasan perjalanan, Kemenkes menegaskan bahwa vaksinasi Mpox massal belum diperlukan di Indonesia, sesuai dengan rekomendasi WHO. Vaksinasi Mpox saat ini diprioritaskan bagi kelompok yang berisiko tinggi, dan stok vaksin yang tersedia masih mencukupi.
Dengan langkah-langkah yang diambil di berbagai negara, diharapkan penyebaran Mpox dapat ditekan, serta risiko penularan lintas negara dapat diminimalisir.