Penurunan Jumlah Trainee, Masa Depan K-Pop Diprediksi Suram
Headnews.id-Masa depan industri K-pop diprediksi akan menghadapi tantangan serius. Pasalnya, jumlah peserta pelatihan atau trainee K-pop di Korea Selatan terus menurun. Menurut laporan dari Korea Creative Content Agency (KOCCA), jumlah trainee yang bekerja di agensi hiburan di Korea Selatan mengalami penurunan drastis dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan data yang dikutip dari Alkpop pada Selasa (25/6/2024), jumlah trainee K-pop turun dari 1.895 orang pada tahun 2020 menjadi hanya 1.170 orang pada akhir tahun 2022. Ini berarti ada penurunan sekitar 38,3% hanya dalam dua tahun.
Tidak hanya itu, semakin banyak trainee yang secara sukarela keluar dari agensi sebelum melakukan debut. Hal ini disebabkan oleh penurunan persentase trainee yang berhasil debut sebagai entertainer. Data menunjukkan bahwa antara tahun 2016 hingga 2022, persentase trainee yang berhasil debut menurun dari 80% pada tahun 2016 menjadi hanya sekitar 65% pada tahun 2022. Penurunan ini menyebabkan agensi-agensi kecil semakin enggan untuk melatih trainee karena risiko kegagalan yang tinggi.
“Seiring dengan menurunnya persentase trainee yang menjadi penghibur, banyak agensi kecil mulai menyerah untuk melatih peserta baru,” ujar Ketua Tim KoData Solutions.
Perubahan preferensi karir di kalangan remaja Korea Selatan juga diyakini sebagai salah satu penyebab utama penurunan ini. Berdasarkan survei tahunan yang dirilis oleh Kementerian Pendidikan Korea Selatan, semakin banyak remaja yang tidak tertarik untuk menjadi penyanyi, sebuah profesi yang menjadi tumpuan industri K-pop.
Sebagai contoh, cita-cita untuk menjadi penyanyi di kalangan siswa sekolah dasar (SD) turun dari posisi ke-6 pada tahun 2009 menjadi posisi ke-9 antara tahun 2019 dan 2021. Di kalangan siswa sekolah menengah, profesi penyanyi bahkan tidak lagi masuk dalam 10 besar cita-cita yang diinginkan pada tahun 2019, setelah sebelumnya berada di posisi ke-7 pada tahun 2009.
Salah satu alasan utama pergeseran cita-cita ini adalah popularitas profesi sebagai influencer. “Influencer membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk menghasilkan uang dan hasilnya lebih cepat dibandingkan dengan ketidakpastian karier setelah masa trainee,” ungkap seorang perwakilan agensi hiburan.
Meskipun K-pop telah mengalami pertumbuhan global yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir, dengan audisi global yang terus diadakan untuk merekrut trainee internasional, industri ini kini menghadapi tantangan serius di dalam negeri. Jika tren ini berlanjut, masa depan K-pop sebagai kekuatan utama di industri hiburan global bisa saja terganggu.