Hutan Wakaf Dinilai Prospektif Jawab Tantangan Perubahan Iklim di Indonesia
Headnews.id-Organisasi Muslim Indonesia untuk Aksi Bersama Mengatasi Perubahan Iklim (MOSAIC) menilai program Hutan Wakaf yang diinisiasi oleh pemerintah sebagai strategi prospektif dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global.
Pimpinan Proyek MOSAIC, Aldy Permana, menyampaikan bahwa luas hutan wakaf di Indonesia kini mencapai 10 hektare, dengan 2,5 hektare di antaranya terletak di Bogor, Jawa Barat. Ia menekankan bahwa kesuksesan program ini tidak lepas dari partisipasi berbagai pihak, termasuk sektor swasta, dalam mendukung target Net Zero Emission yang diusung melalui Paris Agreement.
Pada acara ESG Summit 2024 bertema “Sehati untuk Bumi,” Aldy menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memanfaatkan hutan wakaf sebagai solusi ekologi, ekonomi, dan sosial untuk menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan. MOSAIC juga berfokus pada pengembangan hutan wakaf melalui ekstensifikasi lahan dan intensifikasi penanaman pohon.
Selain itu, MOSAIC menjalankan inisiatif “sedekah energi,” seperti pemasangan panel surya di masjid-masjid di Sembalun, Nusa Tenggara Barat, dan Bantul, Yogyakarta. Program ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam aksi iklim dengan menggunakan energi terbarukan.
Co-Founder Purpose Climate Lab Indonesia, Rika Novayanti, menyebut hutan wakaf sebagai inisiatif strategis yang juga membuka potensi monetisasi karbon bersama sektor swasta. Ia berharap program ini dapat memberikan valuasi nilai karbon yang lebih jelas, sehingga menarik lebih banyak pihak untuk terlibat dalam aksi iklim yang berkelanjutan.
